Senin, 05 Januari 2009

KENALILAH DAN AKUILAH


www.g-website.com

KENALILAH DAN AKUILAH
SIAPA KAU
Manusia kadang-kadang penuh dengan kepalsuan, dalam hasrat ingin menjangkau
derajat yang lebih tinggi dari harga dirinya, bukan mustahil jalan kepalsuan itulah yang
ditempuhnya. Hal itu sebenarnya tidak perlu ia lakukan andaikata ia mau menghayati apa
sebenarnya harga diri itu.
Aku teringat pada seorang teman ; Dia berasal dari keluarga yang sederhana, tidak
termasuk miskin namun tidak pula dikategorikan ke dalam keluarga yang kaya. Sebagai
seorang mahasiswa, yang hidup jauh dari kedua orang tuanya, keuangannya sebenarnya
mengijinkan dia untuk hidup secara sederhana. Aku tahu betul akan hal itu, sering dia
menceritakan siapa dia kepadaku, hal itu mungkin disebabkan aku juga tumbuh dari
keluarga yang sama, bahkan mungkin di bawahnya. Entahlah….Tapi tidak demikian
halnya dengan mereka-mereka yang status sosialnya melebihi dia, tidak segan-segan dia
memperlihatkan kebahagiaan-kebahagiaan semu , baying-bayang yang lain dari dirinya,
enggan dia memperlihatkan siapa dia yang sebenarnya, dia takut akan kehilangan
kepercayaan pada diri dan potensi yang dimilikinya.
Tanpa dia sadari, dari tindakannya itu, dia menciptakan jaring kepalsuan yang
semakin lama semakin meningkat di dalam dirinya, membatasi gerak polanya, dia harus
berbuat sesuatu yang sering bertentangan dengan sanubarinya. Hati menjerit; Tapi dia
sendiri tidak mau melepaskan dirinya dari kungkungan jaring-jaring kepalsuan itu,dia
tidak mau memperlihatkan dirinya yang sejati, sehingga jaring-jaring kepalsuan itu harus
tetap dia pertahankan, bahkan harus mencipatakan jaring-jaring baru sebagai penambah
kamuplase dari dirinya. Jelas hal itu tidak dapat hanya sebatas itu saja, konsekwensinya
dari tindakannya itu tak obahnya seperti mata rantai yang satu dengan yang lainnya
mempunyai hubungan yang saling mengikat, sebagai penunjang dari tonggak harga diri
yang ingin dia jangkau itu. Dia harus dapat menampilkan dirinya seperti mereka, harus
bertingkah pola seperti mereka, pokoknya harus dapat mengikuti aturan-aturan mereka,
kesemuanya itu sering berlandaskan materi sebagai standar dari aturan –aturan mereka.
Di sinilah dia sering mengalami hambatan-hambatan yang jelas sangat memberatkan bagi
dirinya, dia berada dalam keadaan penuh dilema, bahkan mungkin terus berada dalam
dilema itu selama dia tetap tidak mau memperlihatkan siapa dirinya
Hatiku menangis melihat dia; Dia terjebak dipersimpangan antara kemampuan
diri dan harga diri yang ingin dia jangkau. Setiap manusia pasti punya harga diri, hal
itupun sangat relatif, tapi ada interval-interval tertentu yang harus kita ketahui, pada saat
mana dan pada interval mana kita harus berada, maka dari itu kita dituntut untuk
mengenal dan mengakui siapa kita ??, sehingga kita percaya dengan potensi yang ada
pada diri kita, kesemuanya itu agar kita terhindar dari cengkraman jaring-jaring
kepalsuan yang membuat kita harus selalu pada dilemma antara kemampuan diri dan
harga diri itu

0 komentar

Posting Komentar

***masukkan pendapat anda atau artikel yang memberi manfaat untuk orang lain atau dengan gaya humor sosial,edukatif atas segala kerja sama dan kebaikannya terima kasih***

RESPONaku

Guestbook

Name*
Email*
Message*
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image][What's This?]
Powered byEMF Email Form